Seminar motivasi karyawan atau seminar motivasi kerja diperlukan, karena kadang semangat mereka naik-turun.
Menariknya, keberadaan orangtua sering menjadi inspirasi dan motivasi kerja.
Betul apa betul?
Terlepas dari itu, satu menit saja, coba renungkan ini:
Menariknya, keberadaan orangtua sering menjadi inspirasi dan motivasi kerja.
Betul apa betul?
Terlepas dari itu, satu menit saja, coba renungkan ini:
-
Saat kita mulai sibuk, maaf, #OrangtuaKita
malah jadi babysitter, jagain anak-anak kita...
-
Saat kita makin sibuk, maaf, #OrangtuaKita
malah jadi pembantu, beres-beres rumah kita…
-
Saat kita sangat sibuk, maaf, #OrangtuaKita
malah jadi satpam, jagain rumah kita...
-
Saat kita nggak sibuk dan berlibur, ternyata #OrangtuaKita
tetap saja di rumah…
Dulu, orangtua sudah lelah ngurusin kita. Apa iya, sekarang ngurusin anak-anak kita? Kapan bebasnya? Kapan istirahatnya? Think.
Kakek-nenek,
kalau sesekali ketemu cucu dan main-main cucu, tentulah senang bukan kepalang. Tapi
kalau ngurus cucu dari pagi sampai sore, dari Senin sampai Ahad, itu sih beban.
Memang, orangtua nggak pernah ngeluh ketika ngurus anak-anak kita. Itulah
pengorbanan orangtua demi kita. Tapi kitanya yang mesti tahu dalil dan tahu
diri. Anak itu amanah bagi orangtuanya. Bukan kakek-neneknya. Sekali lagi, itulah
pentingnya kita tahu dalil dan tahu diri.
Maaf,
kalau kesinggung. Soalnya di sekitar kita, banyak anak yang nggak tahu diri.
Bener, nggak tahu diri. Di mana ia selalu membebani. Boro-boro menentramkan
hati.
#OrangtuaKita mungkin nggak lama lagi umurnya. Jangan lagi kita kasih
beban. Sisa-sisa umurnya, isilah dengan kebahagiaan dan kedamaian. Hei, kapan lagi
mau berbakti? Mumpung diri kita masih ada umur. Mumpung orangtua kita masih ada umur. Betapa banyak anak yang akhirnya nyesel, karena tak sempat
berbakti.
Ingatlah,
orangtua juga punya kesibukan. Mungkin ngumpul sama temannya. Mungkin
menyalurkan hobi. Mungkin pergi ke pengajian. Mungkin jalan-jalan ke mana.
Nggak percaya? Yah, coba saja Anda beri mereka kesempatan dan uang secukupnya.
Kalau
kita menyalahkan keadaan (karena faktor pekerjaan, faktor ekonomi, dll) itu
sama sekali bukan jawaban. Sungguh, tak layak dijadikan alasan… Dewasalah. Kita
yang bekerja, kita yang menikah, kita yang punya anak, pastikan kita yang
bertanggung-jawab atas segala konsekuensi…
Yang
sudah terlanjur, ayo targetkan untuk berubah. Batinkan dalam hati, “Enam bulan
lagi, aku pastikan orangtuaku benar-benar tenang. Aku percaya Tuhan-ku Maha
Memampukan. Aku percaya ada solusi untuk setiap keadaan.” Target itu niat.
Kalau kita sungguh-sungguh menargetkan, insya Allah ada jalan keluar. Sampaikan
juga komitmen ini kepada saudara-saudara kita. Yakinlah, ini soal komitmen, bukan soal uang.
Sudah
saatnya kita membuat orangtua bangga dan bahagia. Apapun profesi dan posisi kita. Entah karyawan atau pengusaha. Entah atasan atau bawahan. Siap?
Ditulis oleh Ippho Santosa. Sebagai motivator, ia telah berseminar di belasan negara di 4 benua. Untuk mengundangnya in-house seminar dan in-house training, silakan SMS 08127049090.
uuhh mantap :3
BalasHapusBetuuuul sekali bang ippho, masih banyak yang merenung setelah membaca tulisan diatas, sampai gak mampu berkomentar. Semoga diberi kesanggupan dan kelapangan..!"
BalasHapusBahagiakan mereka ya
BalasHapus