Di In-House Seminar, Ippho Santosa Berikan Motivasi SDM (In-House Training)

In-house seminar atau seminar motivasi SDM, perlukah diikuti? Yang sebenarnya, jangankan manusia, anjing saja kalau diberi training, akan lebih baik derajatnya. Hm, apa iya? Mari kita bahas.

Ternyata, tak satupun dalil yang menyuruh kita benci atau anti sama anjing. Kadang, sebagian kita benci berlebihan terhadap anjing. Padahal, seorang mantan pelacur (sudah bertobat), pernah memberi minum pada anjing yang kehausan, lalu wanita ini dijanjikan surga. Kisah ini diriwayatkan dalam sejarah Islam dan Kristen.

By the way, yang sebenarnya, tak selamanya anjing itu dilarang. Kalau untuk berburu, menjaga, dan melacak, yah boleh-boleh saja (silakan lihat Al-Maidah 4). Bahkan anjing yang diberi training atau terlatih, kalau berburu, maka buruannya boleh kita makan. Selagi buruannya itu memang hewan yang halal dimakan, misalnya ayam, rusa, dan kelinci.

Perhatikan baik-baik. Jangankan manusia. Anjing saja, kalau di-training, lebih baik derajatnya ketimbang anjing yang tidak di-training alias tidak terlatih (cek lagi Al-Maidah 4). Yang mana, anjing yang terlatih, buruannya boleh kita makan. Sementara, anjing biasa, buruannya tidak boleh kita makan. Lha, anjing saja begitu, apalagi manusia. Itulah gunanya ikut training, hehehe. 

Masih soal training. Sebagai profesional dan entrepreneur, sepertinya kita perlu berhati-hati juga. Menurut Roger Konopasek, sudah saatnya kita mendobrak salah satu mitos terbesar selama 40 tahun terakhir. Mitos apakah itu? Yah, selama ini seminar dan training dianggap mampu menciptakan perubahan-perubahan mental yang mendalam dan jangka panjang.

Setiap tahunnya, perusahaan menghabiskan uang miliaran agar karyawannya diberi pencerahan dalam berbagai sesi motivasi. Harapannya, setelah sekian jam atau sekian hari tinggal di tempat yang asri dan adem, dengan beragam kegiatan yang menggembirakan, mereka akan kembali ke kantor dengan perubahan yang luar biasa. Hm, tahukah Anda? Rupa-rupanya, semua itu adalah harapan yang berlebihan.

Riset Roger Konopasek menunjukkan, 30% peserta pada dasarnya hanya sekedar ikut-ikutan. Seandainya dibebaskan, mereka akan memilih menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman, atau menikmati hobi mereka. Sekitar 60% peserta memang menikmati sesi-sesi motivasi tersebut, tetapi sebenarnya mereka tidak tahu apa tujuan utama dari semua sesi tersebut. Hanya minoritas, kira-kira 10%, yang terlibat dengan tujuan utama dari pihak manajemen dan meyakini perlunya sesi semacam itu.

Nah, ada dua pesan krusial di sini. Pertama, perusahaan mesti lebih berhati-hati dalam memilih trainer dan training, termasuk in-house seminar. Kedua, perusahaan mesti lebih mempersiapkan karyawannya sebelum diikutkan training. Agar angka 10% tadi meningkat, setidaknya ke angka 70%. Apa pendapat teman-teman?

Ditulis oleh Ippho Santosa. Untuk mengundangnya dalam seminar motivasi SDM dan pelatihan SDM, silakan SMS 0812-704-9090.