Usai in house seminar (di perusahaan atau di instansi), biasanya saya diajak foto bersama. Yah, bagus. Untuk dokumentasi. Untuk kenang-kenangan.
Sekarang lagi demam foto-foto. Mulai foto bareng, foto sendiri, sampai fotokopi, hehehe. Bolehkah? Yah, boleh-boleh saja, tapi bukan itu yang utama. Sekali lagi, bukan itu yang utama. Sekitar 10 tahun yang lalu, ketika pertama kali bertemu Ary Ginanjar, Aa Gym, Hermawan Kartajaya, Handi Irawan, Andrie Wongso, dan Opick, saya nggak minta foto bareng.
Sekarang lagi demam foto-foto. Mulai foto bareng, foto sendiri, sampai fotokopi, hehehe. Bolehkah? Yah, boleh-boleh saja, tapi bukan itu yang utama. Sekali lagi, bukan itu yang utama. Sekitar 10 tahun yang lalu, ketika pertama kali bertemu Ary Ginanjar, Aa Gym, Hermawan Kartajaya, Handi Irawan, Andrie Wongso, dan Opick, saya nggak minta foto bareng.
Padahal
saya ini pengagum mereka. Dan keadaan sangat memungkinkan. Wong, saat itu saya
yang menemani mereka. Demikian pula ketika pertama kali bertemu Sandiaga Uno. Di
pertemuan-pertemuan kemudian, barulah kemudian kami foto bareng. Termasuk
baru-baru ini, sewaktu saya bertemu Imam Sudais dan Syeikh Hisyam, saya merasa
malu untuk minta foto sama mereka. Menurut saya, kalau bertemu guru, baiknya
minta doa saja. Atau minta ilmu.
Bahkan
sampai sekarang, saya tidak punya foto bareng Billi Lim dan Roger Konopasek,
meskipun kami pernah bertemu. Belakangan ini Ustadz Yusuf Mansur juga sering
mengajak jamaahnya untuk tidak minta foto bareng. Maksudnya, lihat-lihat
forumnya juga.
Kalaupun
saya bertemu beberapa guru dan mereka menolak untuk foto bareng, yah saya
berbaiksangka saja. Itu kan guru saya. Pasti mereka punya alasan yang kuat untuk
memutuskan itu. Mungkin itu cara mereka agar saya fokus pada ilmunya, bukan
orangnya. Atau cara mereka agar saya tidak mengidolakan dan mengkultuskan
seseorang.
Di
seminar-seminar saya, yang biasanya peserta sampai ratusan bahkan seribuan,
kadang saya juga meniadakan sesi foto bareng. Semata-mata karena alasan praktis
saja. Pernah sesekali saya adakan, ternyata satu jam pun nggak kelar-kelar.
Sementara flight saya sekitar 90 menit lagi dan jadwal lain tengah menunggu.
Padahal
kalau ngomong branding, foto bareng itu bagus sekali buat saya. Karena mereka
pasti akan meng-upload-nya di social media dan itu akan menjadi promosi gratis
bagi saya. Right? FYI, beberapa karyawan dan mantan karyawan saya mengaku
ngefans sama saya, tapi sudah setahun kerja mereka tidak pernah minta saya
untuk foto bareng.
Saya sebagai pribadi atau sebagai motivator Indonesia, kalau bertemu dengan seseorang yang saya anggap guru, biasanya saya minta
doa. Sekiranya masih ada waktu dan beliau sudah klik dengan saya, barulah saya
minta ilmu. Sekiranya masih ada waktu juga, barulah saya minta foto. Itulah
sikap saya sebagai murid. Semoga bermanfaat.
Ditulis oleh Ippho Santosa. Untuk mengundangnya memberikan seminar motivasi kerja atau seminar motivasi karyawan, SMS 0812-704-9090.
Betul sekali mas...minta doa lebih utama. Jangan sampe minta foto, apalagi duit...hehe...
BalasHapusMr Joss, Wakil Rektor Umar Usman
Kuliah 1 Tahun Jadi Pengusaha
Pin 7CB1C1DB
Betul sekali mas...minta doa lebih utama. Jangan sampe minta foto, apalagi duit...hehe...
BalasHapusMr Joss, Wakil Rektor Umar Usman
Kuliah 1 Tahun Jadi Pengusaha
Pin 7CB1C1DB
Ilmu baru,terimakasih ^_^
BalasHapusJadi ...harusnya gimna
BalasHapusMinta doanya Mas Ippho
BalasHapusIya, pas writing workshop bulan puasa kemaren sebenernya saya nungguin sesi photo2 bareng Mas Ippho, tapi antum langsung pergi, jadi sedih deh,,, tapi G̶̲̅ãK̶̲̅ papa , yg penting sekarang dapat ilmunya, terima kasih Mas Ippho, Guruku
BalasHapusada kepuasan batin., klo bisa foto dengan sosok yang kita kagumi..
BalasHapusdutapraja.blogspot.com periscope media sosial terbaru
Yang penting ilmunya,membawa pengaruh dlm hidupjika hanya foto bisa diatur ama photo shop,ama yang lain lain.
BalasHapusYang penting ilmunya,membawa pengaruh dlm hidupjika hanya foto bisa diatur ama photo shop,ama yang lain lain.
BalasHapusSeperlunya saja ya
BalasHapus