In House Seminar 'Kerja Itu Ibadah' Bersama Ippho Santosa
Di in-house seminar saya sering bertanya, "Enakan ngantor apa libur? Enakan gawe apa nyante?" Serta-merta mereka menjawab, "Libuuuuur." Namun ketika ditanya benar-benar, akhirnya mereka mengakui ternyata bekerja itu lebih nikmat.
Di in-house seminar saya sering bertanya, "Enakan ngantor apa libur? Enakan gawe apa nyante?" Serta-merta mereka menjawab, "Libuuuuur." Namun ketika ditanya benar-benar, akhirnya mereka mengakui ternyata bekerja itu lebih nikmat.
Ngomong-ngomong, berapa kali Anda ke rumah ibadah dalam seminggu? Berapa
lama Anda berdoa atau sholat dalam sehari? Hitung-hitung, tak sampai 5 jam
dalam seminggu. Setidaknya, inilah yang terjadi pada orang rata-rata. Dengan
kata lain, dalam seminggu (168 jam) kita beribadah hanya 5 jam saja.
Terus, apa yang kita lakukan 8 jam dalam sehari? Lazimnya, dua hal.
Pertama, bekerja (mencari nafkah). Kedua, tidur. Nah, memahami ini, akan jauh lebih
baik jika kerja kita yang 8 jam dalam sehari atau 48 jam dalam seminggu itu bernilai
ibadah. Apalagi kalau tidur juga bernilai ibadah.
Ya, kerja itu ibadah. Sebagai motivator, pernyataan ini sering saya
sampaikan ketika mengisi in house seminar atau in house training.
Akan tetapi, tentu saja tidak semua kerja bernilai ibadah. Bukan mustahil,
seseorang sibuk-sibuk bekerja, namun ternyata nilai ibadahnya sudah memuai dan
menguap semua. Kok bisa?
Contohnya saja:
-
Ia curi-curi waktu di kantor. Atau,
badannya di kantor, tapi hati dan pikirannya di luar kantor. Ia
menjelek-jelekkan atasan dan rekan sekantor. Bahkan sering bergunjing tentang
kantor.
-
Ia tidak peduli dengan masalah-masalah
kantor yang tidak berhubungan langsung dengan dirinya. Dengan alasan beda
divisi dan beda KPI, ia enggan menolong rekan sekantor. Ia mementingkan office
politic daripada office performance. Ia menjalankan ‘politik kotor’ di kantor.
-
Masuknya nyuap, datangnya telat,
pulangnya cepat, ngeluhnya tiap saat, kerjanya nyendat-nyendat, dan malasnya berlipat-lipat.
Hm, masih ngaku kerja itu ibadah? Hehehe, kalau Anda tidak melakukannya, yah
Anda tidak perlu tersinggung.
Ingatlah, kerja hanya akan bernilai ibadah jika kita iringi dengan niat
yang benar, sikap yang benar, dan cara yang benar. Bukan sekadar kerja.
Demikian pula teman-teman yang masih belajar atau yang sudah berbisnis.
Hendaknya semua kesibukan kita bernilai ibadah. Tiada yang sia-sia. Aamiin.
Mantap bg Ippho
BalasHapusSiiiip, yuk semangat jdikan amal kuta syarat ibadah
BalasHapusSemangat perubahan!!!
BalasHapusSemuanya kita niatkn untuk tujuan apa kita diciptakan amiin
Aamiin
BalasHapusAmin.... semoga saya bisa seperti itu.... Mohon doanya.
BalasHapusAamiin....barakallah ikhwah ...
BalasHapusAmiin
BalasHapus"Jika bekerja adalah ibadah, maka menjadi yang terbaik adalah dakwah."
BalasHapusMr Joss, Wakil Rektor Umar Usman
Kuliah 1 Tahun Jadi Pengusaha
Pin 7CB1C1DB
kalau udah terlanjur nyuap kerja gimana pak supaya bisa jadi ibadah
BalasHapusTerimakasih atas komen-komen hebatnya
BalasHapusBikin kami tambah semangat dalam menulis
HapusMaknai dengan benar ya
BalasHapus