Di seminar motivasi sukses yang saya adakan, kadang-kadang peserta menitipkan uangnya untuk donasi. Untuk mencegah prasangka, saya pun meminta mereka langsung mengontak ACT dan Dompet Dhuafa. Seperti yang kita sama-sama tahu, saya dan sebagian alumni memiliki concern yang mendalam terhadap sekolah-sekolah di pelosok.
Ya, keadaan sekolah-sekolah di pelosok kadang membuat kita prihatin. Saya tidak dapat membayangkan kalau itu terjadi pada keluarga saya. Namun, tentu saja prihatin dan berdoa tidaklah cukup. Kita mesti berbuat! Sebisanya!
Ya, keadaan sekolah-sekolah di pelosok kadang membuat kita prihatin. Saya tidak dapat membayangkan kalau itu terjadi pada keluarga saya. Namun, tentu saja prihatin dan berdoa tidaklah cukup. Kita mesti berbuat! Sebisanya!
#SekolahDiPelosok, apa yang bisa kita perbuat
untuk itu? Selama beberapa hari, alhamdulillah saya beroleh masukan-masukan
berharga dari teman-teman di Twitter dan Facebook.
Intinya, inilah yang teman-teman
sarankan:
-
sedekah
tenaga
-
sedekah
ilmu
-
sedekah
uang
-
mengingatkan
pemerintah terkait anggaran pendidikan
-
mengingatkan
perusahaan terkait anggaran CSR
Untuk apa?
-
membenahi
SD (kalau sudah ada)
-
membangun
SD (kalau belum ada)
-
untuk
memudahkan, kedua-duanya disebut #BikinSekolah
Perlu
ditegaskan, peran saya di sini sama seperti teman-teman. Nggak lebih, nggak
kurang. Yaitu sebagai donatur dan sebagai relawan. Ibaratnya mesin besar, saya
seperti baut kecil saja. Dengan izin-Nya, mesin besar kebaikan ini bisa berputar,
karena kebersamaan kita.
Selama Agustus
2015, insya Allah saya dan tim berusaha memetakan daerah-daerah dan
sekolah-sekolah yang memerlukan. Setelah dipetakan, kita akan mulai dari 2 atau 3 sekolah dulu.
Sembari itu, kurikulum dan SDM juga dimatangkan.
Selain itu,
apa yang bisa kita perbuat bareng-bareng sekarang? Saya harap kita semua bisa
urunan. Sedekah uang. Terserah jumlahnya. Dan minimal kita take
action pada dua hal. Apa itu? Pertama, mendoakan kelancaran program ini. Kedua,
membagikan (share) tulisan ini kepada teman-temannya.
Sejenak, coba
Anda bayangkan ini:
-
Ketika guru-guru mengajar, kita turut memetik pahala-nya.
-
Ketika murid-murid belajar, kita turut memetik pahala-nya.
-
Ketika suatu hari mereka ‘jadi orang’ kita turut memetik
pahala-nya.
Kok
bisa? Yah bisa, karena kita sungguh-sungguh menyiapkan sekolah, tempat mereka
belajar dan mengajar. Inilah yang saya maksud dengan bikin sekolah. Dan bikin sekolah
itu sangat mungkin. Apalagi kalau bikinnya bareng-bareng. Apalagi kalau sedekahnya
rutin bulanan.
Terkait ini, kita
bergandeng tangan dengan ACT alias Aksi Cepat Tanggap, yang selama 10 tahun
terakhir telah berkiprah bukan saja di Indonesia, melainkan juga di berbagai
belahan dunia. Dan keberadaan ACT telah melibatkan:
-
lebih dari 70.000 donatur
-
lebih dari 130.000 relawan
-
lebih dari 15.000.000 penerima manfaat
Dengan kata lain, inilah urgensi ACT:
-
Pertama, ACT sudah sangat berpengalaman soal kemanusiaan
dan kebencanaan. Boleh klik www.act.id
-
Kedua, rekening ACT yang rutin di-audit insya Allah
bisa mencegah fitnah. Ini jauh lebih baik berbanding saya menggunakan rekening saya
pribadi.
Kita mulai
saja. Salurkan sedekah kita melalui rekening atas nama Aksi Cepat Tanggap
-
BNI
Syariah 660-000-0164
-
BCA
676-025-4400
Mudah-mudahan dalam waktu dekat, sudah ada kabar lain yang bisa saya
sampaikan kepada teman-teman. Mohon doanya.
Ditulis oleh Ippho Santosa. Untuk mengundangnya in-house seminar, SMS 0812-704-9090.
siap mas ippho.... siap transfer dan sebarkan kebaikan ini... sy share di fb mas :)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBismillah...
BalasHapusSemoga usulan saya bisa jd bahan pertimbangan tim panitia pembangunan sekolah di pelosok untuk #bikinsekolah. Usulan saya :
1. Jika sekolahnya masih belum ada atau masih terbatas untuk menampung jumlah murid yang ada, untuk sementara bisa menggunakan atau memanfaatkan Mushallah, Surau atau Masjid2 yg sudah ada di tiap2 desa selain bisa melakukan kegiatan belajar mengajar disisi lain juga bertujuan untuk memakmurkan masjid.
2. Untuk mendatangkan SDM atau tenaga pengajar bisa bekerja sama dengan pesantren2 setempat atau pesantren2 yg sudah terkenal seperti Gontor, Khusnul khatimah Cirebon, Al-Amien Sumenep - Madura atau pesantren2 besar lainnya untuk mengirimkan para santri akhir mereka agar bisa melaksanakan pengabdian di sekolah2 tersebut. Biasanya masa pengabdian yg dilakukan selama 2 tahun. Selain bisa belajar pelajaran umum mereka (anak2 pelosok) juga bisa belajar ilmu agama dan manajemen Masjid.
3. Para santri abdi selain mengajar anak2 juga bisa membimbing dan membina Para wali murid tentang ilmu agama dan juga bisa mengajarkan berbagai macam keterampilan. dimana hal ini selain dapat membantu perekonomian warga di pelosok, hasil penjualannya juga bisa digunakan untuk dana operasional sekolah. Untuk pemasaran produk bisa bekerja sama dgn ACT atau DD.
Wallaahu a'lam bishshowab, semoga berkenan ya.. :-)
siap membantu mas, moga bermanfaat.
BalasHapusLuar biasa mas,kami hanya laporan sekaligus mhn petunjuk,kami sedang mengelola mts di daerah pelosok sumut no.hp saya. 081396896623
BalasHapusAyo berbuat!
BalasHapus