In House Seminar Motivasi, Ippho Santosa, In House Training Karyawan, Pembicara Seminar Motivasi

In House Seminar SDM

Di seminar SDM di perusahaan-perusahaan, kadang saya mengajak peserta untuk berdonasi. Pesan saya kepada mereka, anggap saja ini CSR pribadi. Bukan rahasia lagi, saya bersama alumni dan ACT tengah menaruh perhatian pada sekolah-sekolah di pelosok.


In-House-Seminar-Motivasi-In-House-Training-Motivasi-In-House-Seminar-SDM

In-House-Seminar-Motivasi-In-House-Training-Motivasi-In-House-Seminar-SDM

Cerah dan cerianya wajah anak-anak di hari pertama masuk sekolah, menyejukkan hati saya. Sungguh. Apalagi saya diamanahi Allah puluhan TK dan SD di seluruh Indonesia, alhamdulillah. Akan tetapi, tiba-tiba saja hati saya disusupi rasa resah dan gelisah saat mengetahui keadaan sekolah-sekolah di pelosok. Memang tidak semua daerah, namun banyak sekali yang kondisinya sangat memprihatinkan.

In-House-Seminar-Motivasi-In-House-Training-Motivasi-In-House-Seminar-SDM

Saya pun berpikir:
-       Cukupkah berkata 'prihatin' saja, saat kita tahu keadaan #SekolahDiPelosok ?
-       Cukupkah berdoa dan berharap saja, saat kita tahu keadaan #SekolahDiPelosok ?
-       Cukupkah menunggu pemerintah saja, saat kita tahu keadaan #SekolahDiPelosok ?
-       Apa jawaban saya ketika nanti ditanya Tuhan perihal #SekolahDiPelosok ini?
-       Adakah hal konkrit yang bisa saya perbuat terkait #SekolahDiPelosok ini?

In-House-Seminar-Motivasi-In-House-Training-Motivasi-In-House-Seminar-SDM

Lalu saya berdiskusi dengan keluarga. Berusaha mencari ide.


By the way, teman-teman tolong kasih masukan ke saya. Kira-kira, apa yang bisa kita perbuat untuk mereka? Soal ide, semakin banyak, yah semakin baik. Nanti kita eksekusi sama-sama sebisanya. Berhubung ini serius, saya tunggu masukan dari teman-teman ya.



Ditulis oleh Ippho Santosa. Untuk mengundangnya in-house seminar, SMS 0812-704-9090.

32 komentar:

  1. Buka pendaftaran yg mau jadi relawan guru kali mas...:)

    BalasHapus
  2. Masukkannya melalui apa pak Ippho ?
    Saya pernah membuat Program Pelajar Mengajar juga di daerah pelosok, Insyaallah ada beberapa ide yang ingin saya share dan tuangkan di program bapak.

    BalasHapus
  3. Dibagi 3 aja, Pak.
    1. Donasi
    2. Volunteer pembangunan
    3. Volunteer pengajar.

    Donasi itu untuk mengcover setidaknya setengah atau bahkan full accommodation volunteer. Volunter pembangunan itu lebih ke yg membantu membangun gedung sekolah yg layak. Dan volunteer pengajar.

    InsyaAllah akan banyak mahasiswa yg banyak dan siap membantu, tapi biasanya lebih terkendala ke biaya akomodasi yg besar shg banyak yg mengurungkan diri.

    BalasHapus
  4. Adakan pertukaran pelajar, biar anak kota merasakan bagaimana susahnya sekolah di pelosok dan biar anak pelosoka merasakan sedikit kenyamanan belajar walau sebentar. Coba satu bulan saja, tapi saya yakin dampaknya bisa berpuluh tahun kedepan bagi anak-anak. Bagi anak kota pasti setelah tinggal di pelosok ia akan lebih menghargai setiap fasilitas hidup yang bisa ia terima. Sedangkan jutaan teman lainnya harus berjuang dalam keprihatinan bahkan untuk mencapai sekolah pun harus bertaruh nyawa menyebrang sungai tanpa jembatan.

    BalasHapus
  5. Selain tentang relawan mungkin perlu need analisis dlu mas, supaya apa yang kita lakukan benar2 sesuai dengan apa yang mereka butuhkan, mengingat tidak semua org bisa kesana, jadi mungkin bisa dengan pembuatan media pembelajaran, sarana pembelajaran, dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan mereka :)

    BalasHapus
  6. Makasih ya inputnya... Kita tunggu input-input lainnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. mas mohon info itu daerah mana ya.. soalnya insha Allah saya ada domatur yg punya niat berbagi rezeki. terima kasih.

      Hapus
  7. Urun rembuk ya mas Ippho, apapun nanti bentuk kontribusinya kalau bisa sifatnya berkelanjutan, mandiri dan kontinu shg efeknya bisa sirasakan jangka panjang sesuai dgn sifat pendidikan yg baru terasa hasilnya dalam jangka panjang.

    BalasHapus
  8. Urun saran mas ippho< terima kasih sy ucapkan atas inspirasi mas Ippho...Terus berinovasi mas,,,
    Syukron katsir jazakalloh khoir...Amiin

    Saran Ide : Penggalangan donatur, pembangunan dan beasisiwa...semoga lancar amiin...

    BalasHapus
  9. Membuka donasi mas..utk pembangunan sekolah..disalurkan pada yg tepat sasaran

    BalasHapus
  10. Sepertinya kalau mas ippho mendirikan sebuah wadah relawan atau pengajar. Seperti Indonesia Mengajar atau 1000 guru bakalan banyak yang ikut. Bakalan lebih seruh seperti kampus Umar Usman.,

    Yang kedua donasi dari para pengusaha yang mau membangun sekolah dan peduli pada pendidikan

    BalasHapus
  11. Insyaallah saya siap jd donasi

    BalasHapus
  12. Spt biasa...
    Kalau kita mau yang konkrit-konkrit saja, sip?

    BalasHapus
  13. Adakan saja kerjasama dengan lembaga2 philantrophy , kan banyak tuh, seperti rumah zakat jg kan sama punya program mendirikan sekolah kaya mas ipho coba ajak rumah zakat supaya tau mekanisme kerja rumah zakat , bagus lho, atau jg ke yayasan melinda billgates, bisa juga ajak gabung tuh lembaga2 philantropi toh mereka selama ini kan sama punya program sama2 ngurusin masalah sosial tp sendiri2 , coba dirikan lembaga atau organisasi non goverment terus buka rekrutmen yg anggotanya para donatur atau gabungan lembaga2 philantropi yg berfokus pd penyelesaian sekolah dipelosok, lembaga philantropi di indoneia kan banyak apalagi diluar negeri, nnti mas ipho yg nggagas , selama ini kan belum ada yg menggagas daripada nnti keduluan sama misionaris mending kita bergerak kan dakwah jg, asik klw yg ngurus lembag2 besar kan dana dan kekuatannya jg besar, follower kan banyak he he

    BalasHapus
  14. Mas Ippho kan punya TK Khalifah dan SD. Mungkin kalau bisa sih kenapa gak buka cabang aja disana (di daerah pelosok tersebut)? Tapi biayanya diringankan atau bahkan digratiskan.

    BalasHapus
  15. O iya satu lagi ni ,rumah zakat pernah menjadi lembaga2 philantropi terbaik dalam hal ide untuk mengelola dana CSR dara pertamina, PGN dan perusahaan2 besar lainnya, karenanya Rumah Zakat selalu menjadi lembaga andalan beberapa perusahaan dalam mengelola dana CSR dan sampai saat ini rumah zakat itu mengelola dana bermilyar2 hanya karena menjadi lembaga perantara saja antara perusahaan dan donatur, setiap perusahaan kan punya dana CSR, coba saja diajak kerjasama agar dana CSR bisa tersalurkan lebih tepat dan mempermudah urusan pendanaan, coba saja ajak jg kerjasama dengan BEM seluruh perguruan tinggi mereka pasti anstusias memberikan sumbangsihnya baik ide, bakti, atau moril dan materil, negara aja dikawal apalagi klw ada program dan ada organisasinya anak2 BEM pasti antusias gabung, saran saya mah dirikan aja organisasi atau lembaga, sekalian jg kan nnti jiwa2 anak muda belum terberdayakan , itung2 menjadi wadah aktivitas generasi muda, agenda gobal lebih enak gerak dan dampaknya

    BalasHapus
  16. Ijin share mas..
    Paling tidak ada 2 kebutuhan penting dalam pendidikan :
    1) SDM (tenaga pengajar) dan
    2) Fasilitas (sarana&prasarana).

    #SekolahDiPelosok membutuhkan tenaga pengajar yang berkualias dan tangguh. Serta fasilitas yang layak (buku, alat tulis, dan ruangan belajar).
    Secara umum mereka membutuhkan uluran ILMU dan HARTA.

    Insya Allah saya siap berkontribusi keduanya, walau kemampuan masih seadanya.
    Juga saya akan coba infokan, mencari kerjasama dengan ITB, bagi adik2x kita yang masuk dalam kategori dhuafa.

    BalasHapus
  17. 2 solusi, Rehab sekolah yang rusak dengan dana donasi dan buka cabang TK Khalifah dsna (atau SD/SMP/SMA Khalifah).

    BalasHapus
  18. 2 solusi, Rehab sekolah yang rusak dengan dana donasi dan buka cabang TK Khalifah dsna (atau SD/SMP/SMA Khalifah).

    BalasHapus
  19. 2 solusi, Rehab sekolah yang rusak dengan dana donasi dan buka cabang TK Khalifah dsna (atau SD/SMP/SMA Khalifah).

    BalasHapus
  20. Ada baiknya yang berprestasi disana diambil untuk di sekolahkan di TK khalifah Pusat, agar mereka berlomba-lomba mndapatkan fasilitas terbaik

    BalasHapus
  21. Berdasarkan sila ke3 dalam pancasila yang berbunyi Persatuan Indonesia
    Menurut saya sudah saatnya kita bersatu Indonesia butuh 1 lembaga yg memayungi lembaga besar di bawahnya contoh misalnya dompet dhuafa dan lembaga laennya yg lebih ke arah pencarian dana memikirkan untuk masalah pembangunan dan indonesia mengajar fokus terhadap sumber daya yg dibutuhkan.
    Fungsinya lembaga ini adalah mencari dan mengidentifikasi dimana saja yang kurang dalam hal pendidikan lalu duduk bareng untuk musyawarah mencari solusi secepatnya

    BalasHapus
  22. bangun sekolah alam aja mas, mungkin lebih efisien, utk SDM, buku" bacaan, buku" tulis, dan alat" tulis bisa bekerjasama dengan lemabaga" pendidikan ataupun relawan" pendidikan yg sudah terjun langsung di sekolah" pelosok seperti Indonesia mengajar, @100_guru. Untuk dana nya kan bisa melalui donasi, melalui mas Ippho, dll saya kurang tau ke situ. Utk jangka panjangnya agar sekolah tetap berjalan harus pelatihan mengenai pendidikan dengan orangtua mereka. ataupun seminggu sekali ada pelatihan enterprenuer utk ortu mereka, rata" kan pekerjaan dipelosok sebagai petani.

    BalasHapus
  23. Mengenai donasi menurut saya disesuaikan dengan usaha" si pendonasi, misal pengusaha elektronik, dia bisa mendonasikan lampu, teknisinya utk masang listrik, pengusaha properti bisa mendonasikan kursi, meja, bahan" bangunan, Papan tulis, pengusaha makanan, bisa mendonasikan spidol, penghapus, buku tulis, dll.

    BalasHapus
  24. Sejuta " Micro Pesantren "
    Micro = Kecil
    Pesantren = Tempat belajar ilmu agama
    Micro pesantren = Tempat belajar agama kecil tapi ada di setiap satu perumahan
    Bukan hanya sebuah tempat mengaji
    Tapi sebuah tempat dimana yang dedidikasikan untuk :
    # Mencetak generasi yang : " Cerdas, Berakhlak mulia, dan berskill handal "
    =>Cerdas => Paham ilmu pengetahuan umum secukupnya
    => Paham dan handal dalam ilmu agama baik teori maupun pengamalan
    => Beraklhak Mulia => Mengerti sopan santun, budi pekerti, good attitude
    => Berskill handal => Memiliki skill / ketarampilan yg dapat diandalkan untuk sebagai wasilah/ perantara dalam menjemput rezeki,,( contoh skill : mengelas, meyetir mobil, computer. Bahasa inggris..jualan cilok,, dll )
    Wow idialis sx….pasti mahal set up nya ,,,pasti besar biayanya…
    Menurut saya kalau ada kemauan insyallah ada jalan,,
    Breakdown detail :
    Yang diperlukan :
    1. Fisik tempat
    2. SDM pendidik yang memadai
    3. Management / pengelola yg baaik
    4. Operasional harian harian, mingguan, bulanan yg cukup
    5. Team kreatif yang upto date

    BalasHapus
  25. Mungkin jawaban yg bisa dipertimbangkan :
    1. Fisik tempat = Diawal tidak disarankan membangun fisik sendiri, melainkan menggunakan / mengoptimalkan sumber daya fasilitas yg sudah tersedia. Seperti,,
    # Rumah orang yg cukup ada yg berbaik hati berkenan tempatnya dipakai untuk belajar yg hanya butuh kurang lebih satu / dua kamar / teras rumahnya/ kebun belakang rumah nya/ untuk tempat kegiatan belajar
    # Mengoptimalkan fasilitas yg sudah ada, seperti Ruang TPQ Masjid / muslola , / teras serambi masjid setempat
    # Menggunakan fasum / fasilitas umum komplek perumahan / pendopo / lapangan yg biasanya tersedia di setiap perumhan
    Intinya ada tempat yg bisa dipakai kira kira anak yg berjumlah yg ada dalam satu perumahan, yang kalau hujan tidak kehujanan,, perkara dinding tak jadi hall…terbuka / outdoor tidak jadi apa,,mungkin malah menjadi sensasai trsendiri, belajar menyatu dg alam….yang penting proses transfer ilmu mampu berjalan,, proses belajar dapat berlangung dg baik…
    Kenapa mengoptimalkan fasilitas yg sudah ada dan tidak bangun fisik tempat sendiri,, factor dana/biaya yg menjadi pertimbangan,,,,
    Tidak ada rumput akar pun jadi …pepatah bilang…
    Ini strategi awal,,dan kalau seiring dg waktu mampu membuat tempat yg lebih idieal ,,yaa alhamdhulillah wasyukurillah atas kemurahan dan nikmat Allah SWT…
    Karena tida semua lokasi/ kondisi berkemampuan membangun tempat yg idieal di awal awal….
    Belajarnya berjlan dulu,,,seiring dg waktu dipersiapkan perbaikan tempat yg idieal…
    2. SDM pendidik yang memadai ( ilmu pengetahuan umum ) = Nihh dia tantanganya,,,dari mana mendapatkan tenaga pendidik yg baik ,,dan yg katanya untuk ada di setiap perumahan / di setiap cabang “micro pesantren “ yg ada… kita mau ikut bimbel az ,,harus bayar dan mengeluarkan uang / biaya yang cukup banyak,,,,
    Kalau kita itung itungan lurus dan idieal mungkin akan agak keteteran bin kewalahan bin kesulitan,,,,saran sederhannya begini..
    Ini kita berbicara ketrsedian SDM untuk pengajar ilmu pengetahuan umum seperti
    Kalau anak SD berarti butuh pengajar : Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, PPKN, dll
    Wuihh,,,, banyak bener nih,,,,,berapa guru ,,,berapa duit,,,dari mana gaji beliau beliua ini….

    BalasHapus
  26. Ini saran sederhananya :
    Dilingkungan perumahan biasanya ada yang lulusan seperti dibawah :


    SD = ( anak yg udah uda lulus SD/ masih sekolah SD ),,udah ada yg kerja / udah ada yg berkeluarga / ada yg pedagang, ada yg pak rt. Pak rw, ibu ibu pkk, macem macem lah jenisnya,

    SMP = ( anak yg udah udah lulus SMP/ masih sekolah SMP ),,udah ada yg kerja / udah ada yg berkeluarga / ada yg pedagang, ada yg pak rt. Pak rw, ibu ibu pkk, macem macem lah jenisnya,

    SMA = ( anak yg udah udah lulus SMA/ masih sekolah SMA ),,udah ada yg kerja / udah ada yg berkeluarga / ada yg pedagang, ada yg pak rt. Pak rw, ibu ibu pkk, macem macem lah jenisnya,

    Universitas = ( anak yg udah udah lulus kuliah/ masih kuliah ),,udah ada yg kerja / udah ada yg berkeluarga / ada yg pedagang, ada yg pak rt. Pak rw, ibu ibu pkk, macem macem lah jenisnya,

    # Anak SD / yg pernah lulus SD ,,,jika diberi sedikit skill mengajar sedikit,,,kalau hanya untuk menjadi pendamping / pengajar adik TK / Paud ini masih memungkinkan,,,

    # Anak SMP / yang pernah lulus SMP… jika diberi sedikit skill mengajar,,,kalau hanya untuk menjadi pendamping / pengajar adik adik SD tentulah bukan hal yg mustahil …sangat mungkin,,,lulusan SMP mengajar anak SD

    # Anak SMA /SMK / yang pernah lulus SMA/SMA/SMK… jika diberi sedikit skill mengajar,,,kalau hanya untuk menjadi pendamping / pengajar adik adik SMP tentulah bukan hal yg mustahil …sangat mungkin,,,lulusan SMA mengajar kelas SMP….

    # Anak Kuliah / yang pernah lulus kuliah… jika diberi sedikit skill mengajar,,,kalau hanya untuk menjadi pendamping / pengajar adik adik SMP tentulah bukan hal yg mustahil …sangat mungkin,,,lulusan universitas mengajar kelas SMK….

    Sebenarnya semua bisa dan punya potensi mengajar dengan tingkat dan kemampuan yg beragam sesuai kampuan masing masing,, tapi yg pasti di sekitar kita atau dalau sebuah satu perumahan sumber sumber SDM sangat lah banyak dan cukup,,semmua berpotensi bisa menularkan ilmu sesuai dengan kemampuan masing masing, baik itu anak SD, SMP, SMK, anak kuliahan,
    Yang menjadi tantangan adalah menggerakkan sumber sumber daya yang ada, agar terketuk hatinya dengan senang hati berbagi ilmunya ,,,
    Satu bidang mata pelajaran saja,,,satu jam saja dalam satu minggu,,,meluangkan waktunya menjadi guru / relawan untuk “ micro pesantren “
    Dengan jadwal yg cermat kita setting satu orang / satu relawan / di beri kesempatan meluangkan waktunya satu jam saja / dalam satu minggu / per 2 minggu / per satu bulan ,,dilihat dari banyak tidaknya relawan / makin banyak relawan makin kecil beban porsi mengajar per satu orangnya….

    @ Untuk bidang studi agama bisa kita minta bantuan kepada pak ustad setempat,,,imam masjid,,atau yg siapa yg cukup keilmuanya untuk berbagi mengajarkan ilmunya kepada anak anakk….
    @ Untuk skill keterampilan : bisa melibatkan relawan komunitas pecinta bahasa inggris,,atau para penggiat ,,skill ngelas,,,skill jualan cilok,,,skill computer …dll…bisa minta asistensi temen temen TDA setempat,,atau bapak bapak ..

    BalasHapus
  27. Jadi bukan guru di gaji…?
    Jadi bukan guru professional..?
    Jadi bukan PNS..?
    Jadi bukan tiap hari gurunya ngajar…?

    Jadi bukan guru di gaji…? Betul…ini berupa guru relawan / minim minim honorer..
    Jadi bukan guru professional..? Tidak juga,,,ada pembekalan sebelum relawan pengajar terjun nantinya,,,dan relawan mengajar adik adik di bawah grade nya ,,,jadi ilmunya masih tercover …
    Jadi bukan PNS..? Benar,,,ini relawan bangsa “ micro pesantren “
    Jadi bukan tiap hari gurunya ngajar…? Bisa jadi ,,dengan jadwal yg cermat satu relawan bisa jadi hanya mengajar satu x dalam seminggu / satu x dalam dua minggu/ satu x dalam sebualn sesuai dan hanya mengajar satu bab,,satu topic,,satu mata jenis pelajaran,,,,,
    Jadi tidak terlalu diperlukan SDM relawan yg serba bisa ,,cukup ia menguasai dalam satu bidang yg akan diajarkan nya nanti,,,

    # Petakan sumber daya yang ad disekitar kita,, dekati ,,,persuasif,,hire,,sentuh sisi nurani dan hatinya,,,ambil simpati dan empati ,,,kemukakan niat mulia,,pahala yg akan diperoleh nantinya,,dan iringi dengan doa doa,,,mudah mudahan Allah memudah kan tiap tiap jiwa tergerak hatinya menyambut niat kita,,,Insyaalah …

    3. Management / pengelola yg baik = > Iya ini kan meliputi beberapa pengelolaan ,, mulai dari Fisik ,tempat ,,beserta segala fasilitas penunjang,,,SDM relawan dengan upaya pensettingan jadwal yang cermat,,oerasional rutin ,, hairan,, mingguan ,,,bulanan,,dan butuh pengontrolan mutu dan kualitas dan juga penembangan kedepan,,,dan juga dengan segala pernak pernik masalah yang ada nantinya,,tentunya dibutuh kan sebuah tem yang harus mengurusi hal hal ini,,,
    Tidak harus sempurna sekali,,,yang penting ada sbb :
    # Team inti yang bersifat visioner,,,pengarah,,,pengatur strategi ,,,ini tidak harus bnyak orang..yg diutamakan cukup mumpuni dibidang ini,,dan bisa dibantu / asistensi dari pusat / centralize advice juga bisa,,,
    # Team teknis / lebih bersifat pelaksana teknis harian seperti : admind,,petugas kebersihan,pengatur jadwal ,,absend,,,dan sejenisnya yg bersifat teknis harian….
    Ini bisa juga di model relawan dengan jadwal yg cermat pula,,,atau minimal honorer / atau pemberdayaan anak anak gelandangan / penganggguran / di daerah sekitar….untuk teknis harian…


    4. Operasional harian harian, mingguan, bulanan yg cukup => Butuk papan tulis,, butus kapur tulis,,butuh spidol untuk nulis,,,butuh listrik,,butuh lampu,,butuh kipas,,,
    Cari bapak asuh/ donasi/ pengoptimalan zakat…ini operasional kan juga tidak gede gede sx…insyaallah bisa,,,,,karena cost cost yang cukup besar sudah ada solusinya…

    5. Team kreatif yang upto date = > Tentu lah kita harus mampu menyesuaikan dengan kondisi zaman dan situasi sekitar agar tidak tergilas oleh derasnya arus globalisasi,,,team ini berupaya mencari terobosan terobosan baik untuk pendanaan,, SDM pengajar,,sarana sarana penunjang,,inovasi pengajaran ,,bagaimana anak agar betah,,nyaman,,branding “ micro pesantren “ yg bagus / edukasi ke masyarakat tentang usaha ini,,agar masyarakat timbul kesadarn dan kepedulian terhadap program ini dan upaya ini..agar mampu mengikuti ritme pekembangan zaman. Itualh peranan tem kreatif upto date kurang dan lebihnya…

    BalasHapus
  28. @#+++PENGEMBANGAN ASPEK EKONOMI
    Dalam rangka upaya menopang keberlangsungan “ micro pesantren “ dan pengembangan ,,,Team juga diharapkan memikirkan potensi ekonomi yg bisa dioptimalkan,,,,
    Disamping micro pesantren / di tempat proses belajar kita bikin warung kecil kecilan yg menyediakan makanan kecil,,,buat anak anak dan juga kebutuhan sembako bahan pokok…
    Target market adalah anak anak yg belajar & orang tua anak anak yg belajar di “ & masyarakat sekitar micro pesantren “
    Tentulah ini enggament nya orang tua untuk belanja di tempat “ micro pesantren “ lebih besar
    Anak saya belajar gratis / biaya yg super duper murah tetapi program programnya super super sx…
    Pendampingan belajar,,,ngaji,,,ada skill ketarampilanya….luar biasa ….
    Micro pesantren adalah program charity…../ semi charity …..
    Kalkulasi sederhana…satu perumahan yg belajar ada 40 anak …
    Berarti kurang lebih ada 40 KK,,,
    Hitungan ekonomisnya adalah :
    Satu KK asumsi pengeluaraan untuk belanja bulanan ( ya sabun,,sembako,,,beras dlll…kebutuhan rumah tangga ) anggaplah : Rp 1 Jt untuk keluarga satu anak,,,Rp 2 Jt untuk keluarga 2 anak,,,,
    Anggaplah rata rata Rp 1.5 JT sebulan
    40 KK X Rp 1.5 JT = Rp 60.000.000 ( omset ) …
    Profitnya / marginya berapa persen,,,sepertinya cukup untuk beli kapur tulis,,,dan bayar listrik bulanan,,,syukur syukur omset bisa naik dengan scenario masyarakat sekitar juga mau berbelanja ke tempat mikro “ koperasi “ micro pesantren….
    Belum lagi jasa bayar listrik & air,,,belum lagi jasa penyediaan air minum dalam galonya,,belum lagi pulsanya,,,
    Mudah mudahan seiring dengan waktu makin berkembang g dapat menunjang pengembangan “ micro pesantren “….kalau lebih bisa jadi untuk insentif para relawan ,,agar lebih berdidikasi dan melunturkan dan mengurangi godaan ketidak ikhlasan…
    @ Sejuta “ MICRO PESANTREN “
    “ MICRO PESANTREN “ Hadir di setiap perumahan,,kecil kecil formatnya,,cukup untuk menampung anak anak dalam satu perumahan,,,lebih cenderung non formal,,,tapi programnya tho the point…
    Menyiapkan generasi cerdas,,,beraklhka mulia,,,dan berskill keterampilan ,,gra
    Bentuk nya kecil kecil ada di setiap komplek perumahan ,,dengan melibatkan segala sumber daya dan potensi yang ada di sekitar lingkungan,,,,
    Gerakanya dimulai dari tem yg mengampanyekan usaha ini dan member konsep konsep nya dan bimbingan pengarahan dan pelatihan agar nantinya relawan lokal / setempat yg akan melanjutkan program programnya,,,
    Mungkin ini yg bisa saya sampaikan sebagai sebuah saran sederhana
    Dari saya mohon maaf kalau ada urang kurang dalam penyampain ….
    Besama kita bisa,,,bersama terasa ringan rasanya,,,
    “ Micro Pesantren “ dari sebuah mimpi sederhana semoga bisa menjadi nyata
    Dengan sentuhan tangan tangan kreatif dan tulus ……Insyaallah


    TTd
    Abi Azka
    Batam, 29 Juli 2015
    ( warno.azka1@yahoo.co.id )

    BalasHapus
  29. terimakasih ya input-inputnya...

    kita tunggu pemikiran-pemikiran lainnya

    BalasHapus
  30. Pak Ippho list sekolah yang membutuhkan guru, peserta yang ingin daftar silakan mengikuti rute yang sudah dibuat dengan biaya sendiri sesuai kemampuan, sehingga semakin besar pengorbanannya semakin bisa mengajar ditempat yang jauh... bisa seminggu - sebulan. Sesuai kemampuan.... seperti konsep yang diterapkan jamaah tabligh

    BalasHapus