In House Seminar Motivasi, Ippho Santosa, In House Training Karyawan, Pembicara Seminar Motivasi

In-House Seminar Motivasi Karyawan

Seminar motivasi karyawan atau seminar motivasi kerja, inilah yang paling sering diminta perusahaan dan kementerian kepada saya. Terutama ketika mereka gathering. 

Namanya kerja di perusahaan, apalagi di perusahaan besar, tentu saja kita sering berinteraksi dengan macam-macam orang. Beda suku, beda bangsa, beda agama, beda latar belakang. Menurut saya, itu bagus-bagus saja.


In-House-Seminar-Motivasi-Karyawan-In-House-Seminar-Motivasi-Pekerja

Namun, masih ada juga yang bertanya sama saya sebagai motivator, “Bolehkah mengambil non-muslim sebagai partner atau investor? Bolehkah bekerja di perusahaan yang manajemen atau owner-nya non-muslim?” Sebelum saya menjawab, ada baiknya Anda baca dulu paragraf-paragraf berikut ini.

Sebagai muslim, saya sering berinteraksi dengan non-muslim. Intens. Insya Allah saya paham apa itu toleransi. Almarhum ayah saya muallaf. Om-tante saya banyak yang non-muslim, sampai detik ini. Memang seumur-umur kami tidak pernah mengucapkan kata ‘toleransi’. Tapi selama puluhan tahun, kami menerapkan kata itu sehari-hari.

Saya pun teringat pesan Nabi Muhammad untuk tidak menyakiti non-muslim yang baik-baik (dzimmi). Kalau kita menyakiti mereka, maka Nabi yang akan menjadi lawan kita kelak di Hari Pembalasan. Ini hadits riwayat Imam Muslim. Kemudian Imam Nawawi juga menegaskan, dengan adanya dzimmah atau jaminan keamanan, maka terlarang bagi muslim untuk mengganggu non-muslim yang baik-baik.

In-House-Seminar-Motivasi-Karyawan-In-House-Seminar-Motivasi-Pekerja

Sampai-sampai kita dicap tidak beriman kalau tetangga kita, apapun agamanya, tidak merasa aman atas keberadaan kita. Ini hadits riwayat Imam Bukhari. Bahkan kalau kita sampai membunuh non-muslim yang baik-baik, niscaya kita tidak akan mencium bau surga alias sangat jauuuuuh dari surga. Sama, ini hadits riwayat Imam Bukhari.

Lebih lanjut, sekiranya ada seorang non-muslim yang baik-baik meminta perlindungan kepada kita, maka kita diserukan untuk melindunginya (baca QS At-Taubah: 6). Dan ini perintah, bukan anjuran. Memang, ada peringatan untuk tegas dan berhati-hati kepada non-muslim. Namun jangan salah, ada juga peringatan untuk berhati-hati kepada muslim yang munafik dan fasik. Intinya, yah berhati-hati kepada siapa saja yang berbahaya.

In-House-Seminar-Motivasi-Karyawan-In-House-Seminar-Motivasi-Pekerja

Bukan sekadar kata-kata, tapi Nabi telah membuktikan ini dalam kehidupan nyata. Bukankah Nabi pernah berdagang selama belasan tahun bersama muslim dan non-muslim? Bukankah Nabi telah membangun Madinah selama belasan tahun bersama muslim dan non-muslim? Justru di situlah kita berdakwah dan saling mengenal. Teramat banyak cuplikan kisahnya, Anda bisa mencarinya sendiri.

In-House-Seminar-Motivasi-Untuk-Karyawan-In-House-Seminar-Motivasi-Kerja

Sebagai penutup, guru saya pernah berwasiat, “Kalau memang agamamu baik, maka tunjukkan dan buktikan itu kepada pemeluk agama yang lain. Karena pada akhirnya, akhlak baiklah yang akan terlihat. Dalil-dalil yang mulia dan hebat, itu semua tak akan dianggap orang jika dirimu menunjukkan akhlak yang buruk.”

Akhlak yang baik, buktikan itu di manapun kita berada, termasuk di lingkungan kerja. 





Ditulis oleh Ippho Santosa. Untuk mengundangnya in house seminar, SMS 0812-704-9090. 



15 komentar:

  1. SEMANGAAAT PERUBAHAN!!!
    Alhamdulillah di ingatkn..
    Terimakasih...
    Mari niatkn amal..

    BalasHapus
  2. Saya pernah denger selintas masalah ini di film ayat ayat cinta, di tulisan ini di bedah lagi dengan lumayan lengkap.
    Ketika insiden tolikara saya marah, tapi bukan berarti harus sumpah serapah, marah sana sini.
    Dan tulisan ini kembali memngingatkan saya, bahwa islam itu cinta damai.. selama ada jalan perundingan bukan berarti harus perang.

    BalasHapus
  3. Udah kaya ustad mas ipho,smga berkah berlimpah

    BalasHapus
  4. Tutarni : Salam kanan mas Ippho, islam yang indah dan islam yang damai :)

    BalasHapus
  5. Sangat setuju dg Mas Ippho

    BalasHapus
  6. Luar biasa mas ipho.,setuju sekali

    BalasHapus
  7. Mana mungkin agama kita akan terlihat baik, kalau kelakuan kita buruk?

    BalasHapus